A. Pengertian
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.[1]
Sampling adalah metode penelitian, yang kesimpulan terhadap populasi yang di teliti di dasarkan pada hasil pengujian terhadap sampel.Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari kelompok data yang menjadi objek penelitian.Sampel adalah bagian dari populasi, yang di pilih untuk di teliti, berfungsi sebagai perwakilan dari seluruh anggota populasi[2]
Adapun Audit Untuk Test of Detail Balance adalah proses audit yang menggunakan test terhadap keseimbangan jenis dan jumlah produk.
B. Audit Untuk Test of Detail Balance
Pada saat pengujian atas pengendalian juga dilakukan sampling, namun tujuannya untuk menilai efektivitas pengendalian. Sedangkan pada saat tes detail atas saldo tujuannya selain efektivitas pengendalian juga kebenaran angka / unit moneternya, apakah telah disajikan secara wajar.
Permasalahan dalam tes detail atas saldo.
Masalah utama yang dihadapi auditor yakni :
2. Memilih item / sampel di antara populasi. Suatu cara yang banyak dilakukan adalah dengan membuat stratifikasi atas populasi. Dari tingkatan berdasarkan nilai rupiah tersebut kemudian ditentukan masing-masing sampel yang akan diambil. Dengan demikian dapat dilakukan penekanan terhadap suatu strata populasi dengan tidak mengabaikan strata populasi yang lain.
3. Mengevaluasi hasil sampling. Setelah diketahui hasil pengujian atas sampel, kemudian dicari generalisasi untuk seluruh populasi. Caranya dengan menjumlahkan dari setiap strata ( misstatement / nilai sampel yang diambil ) x nilai buku strata tsb. Meskipun masih terdapat kemungkinan sampling error, namun hal ini cukup representatif terutama apabila auditor menggunakan statistical sampling.
C. Sampling atas monetary unit.
Langkah-langkah yang diambil dalam metode monetary sampling unit (MUS) :
1. Merencanakan sampel.
· Menyatakan tujuan pengujian.
· Menetapkan kondisi salah saji.
· Menetapkan populasi.
· Menetapkan unit sampling, dalam dollar atau unit lain.
· Menentukan salah saji yang dapat diterima.
· Menentukan resiko yang dapat diterima dari kesalahan penerimaan (ARIA). Penentuannya dipengaruhi oleh control risk, acceptable audit risk, dan substantive test.
· Mengestimasikan tingkat pengecualian dari populasi.
· Menentukan jumlah sampel awal. Penentuan sampel dipengaruhi oleh materialitas, asumsi rata-rata kesalahan atas salah saji populasi, ARIA, nilai buku populasi, tingkat perkecualian populasi, dan hbubungan dengan model resiko audit.
2. Memilih sampel dan melaksanakan pengujian.
o Memilih sampel. DapatØ dilakukan dengan cara random dan sistematis, yakni dengan random sederhana, sestematis, atau dengan komputerisasi.
o Melaksanakan prosedur audit.
3. Mengevaluasi hasil pengujian.
· Menggeneralisasikan dari sampel ke populasi. Terdapat empat aspek yang harus diperhatikan dalam metode MUS :
- Tabel atribut sampling harus digunakan.
- Hasil atribut tersebut harus dikonversikan ke dollar / rupiah.
- Harus dibuat asumsi persentase salah saji atas setiap item yang mengandung salah saji.
- Hasil statistik MUS digunakan sebagai error bounds
· Menganalisa perkecualian.
· Memutuskan penerimaan terhadap populasi.Ø Apabila populasi tersebut ditolak, dapat dilakukan beberapa langkah lanjutan yakni dengan meningkatkan pengujian terhadap area tertentu, menambah jumlah sampel, membuat jurnal penyesuaian terhadap perkiraan bersangkutan, meminta klien membetulkan lebih dahulu populasinya, atau bahkan memberikan pendapat selain unqualified.
D. Penggunaan monetary unit
Penggunaan monetary unit sampling dalam audit.
MUS menarik karena :
· Secara otomatis memilih nilai rupiah yang lebih tinggi untuk di-sampling.
· Mengurangi pengulangan pengujian atas sampel yang sama sehingga mengurangi biaya.
· Penerapannya cukup mudah.
· Memberikan kesimpulan statistik dalam nilai rupiah.
Namun MUS juga memiliki kelemahan yakni :
Namun MUS juga memiliki kelemahan yakni :
· Total error bound yang dihasilkan mungkin terlalu tinggi.
Pelaksanaan pengujian, yang terdiri dari 2 (dua) pengujian yaitu (1) pengujian pengendalian (test of control) dan (2) pengujian substantif (substantive test). Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektivitas desain dan/atau operasi pengendalian intern. Sedangkan pengujian subtantif adalah pengujian yang mengungkapkan kekeliruan atau salah saji moneter dalam pencatatan dan pelaporan transaksi (test of transaction) dan saldo akun (test of balance).
Dalam melaksanakan pengujian audit, seorang auditor dapat menggunakan sampel nonstatistik atau sampel statistik atau kedua-duanya. Persamaan antara sampel nonstatistik dan sampel statistik adalah:
- Keduanya membutuhkan keahlian dan pengalaman dalam pertimbangan perencanaan audit sampling, dalam pelaksanaan audit sampling, juga dalam mengevaluasi hasilnya.
- Keduanya memberikan bahan bukti audit yang cukup/layak (sufficient evidential matter).
- Keduanya merupakan subjek dari risiko sampling dan risiko nonsampling.
Sampling nonstatistik pada pengujian atas pengendalian (TOC) dilakukan dengan:
- Pengujian Prosedur Pengendalian Komputer yang Telah Terprogram.
- Pengujian Prosedur Pengendalian Komputer Secara Umum.
- Pengujian Prosedur Tindak Lanjut.
- Pengujian Pengendalian Manajemen.[4]
BAB III
Kesimpulan
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi
Sampling adalah metode penelitian, yang kesimpulan terhadap populasi yang di teliti di dasarkan pada hasil pengujian terhadap sampel.
Adapun Audit Untuk Test of Detail Balance adalah proses audit yang menggunakan test terhadap keseimbangan jenis dan jumlah produk.
Audit sampling digunakan sebagai aplikasi prosedur audit dengan cara melakukan pengujian terhadap sebagian bukti (baik itu terhadap saldo akun maupun terhadap kelompok transaksi) untuk membuat kesimpulan mengenai karakteristik seluruh bukti.
Pelaksanaan pengujian, yang terdiri dari 2 :
(1) pengujian pengendalian (test of control) dan
(2) pengujian substantif (substantive test).
Dalam melaksanakan pengujian audit, seorang auditor dapat menggunakan sampel nonstatistik atau sampel statistik atau kedua-duanya
Daftar Pustaka
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=75:eksi4310-auditing-2&catid=28:fekon&Itemid=73 (diakses 10 nov 2011)
http://fakhrurrazypi.wordpress.com/2010/07/16/audit-sampling/ (diakses 10 nov 2011)
http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2010/10/21/contoh-makalah-auditing/ (diakses 10 nov 2011)
http://stdln.blogspot.com/2010/12/bab-13-auditing-audit-sampling-for.html (diakses 10 nov 2011)
[1] http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2010/10/21/contoh-makalah-auditing/
[2] http://fakhrurrazypi.wordpress.com/2010/07/16/audit-sampling/
[3] http://stdln.blogspot.com/2010/12/bab-13-auditing-audit-sampling-for.html
[4] http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=75:eksi4310-auditing-2&catid=28:fekon&Itemid=73
Tidak ada komentar:
Posting Komentar